Senin, 25 Juni 2012

kejujuran

Ada seorang atasan menyuruh pembantunya membeli sekilo daging untuk dibuat masakan yang lezat. dengan rasa girang ia pergi kepasar memenuhi perintah atasanya itu. Sesampainya di rumah daging itu dimasak, akan tetapi setelah masak justru ia sendiri yang memakannya , karena ia sangat lapar dan tidak tahan setelah mencium aroma masakannya itu, sehingga habis dimakan sendiri. tak lama kemudian, atasanya itu datang untuk menagih daging itu, dikarenakan takut dimarahi oleh atasannya itu, maka si pembantu nekad berbuat dusta dan melemparkan kesalahannya itu kepada seekor kucing, yang kebetulan waktu itu ada kucing. ia berkata kepada atasannya itu " wahai tuanku, saya mohon maaf atas keteledoran saya, dengan sangat menyesal daging yang tuan pesan telah dimakan habis oleh kucing itu."  sang atasan itu tahu betul bahwa pembantunya itu berbohong, karena kucing yang beratnya satu kilo itu mustahil menghabiskan daging yang beratnya sama satu kilo. dengan tidak banyak omong sang atasan menyuruh supaya ditangkap untuk dikasih pelajaran.  dan si pembantu merasa senang karena kesalahannya itu tertutupi. tanpa disadari, sang atasannya itu berkata: " demi keadilan, saya akan menimbang kucing ini dan saksikan olehmu."  setelah ditimbang ternyata beratnya kucing itu hanya satu kilo, dan sang atasan berkata kepada pembantunya:
إن كان هذه هرة فأين اللحم؟ وإن كان هذا لحما فأين الهرة؟
"jika yang ditimbang ini seekor kucing, maka dimanakah daging itu? tetapi jika yang ditimbang ini sebuah daging maka dimanakah kucing itu?'"
si pembantu diam seribu bahasa, karena kedustaan dia ketahuan oleh atasannya......


bersambung 

Rabu, 06 Juni 2012

INGIN DIGUGU LUPA AKAN DITIRU


Oleh : Rana Setiana, S.Sos.I

Proses kegiatan belajar mengajar terasa menjadi mudah, ketika anak duduk manis memperhatikan kita. Walau Kata men-duduk maniskan anak Memang bukan kata yang tepat,  tapi merupakan sebagai perwakilan ekspresi kita kepada anak untuk memperhatikan tanpa ada kegiatan gerak yang sia-sia dan tidak berguna hingga mengganggu kondusifnya proses kegiatan belajar. 
Satu prinsip yang biasanya dipegang teguh yaitu apapun dan bagaimanapun yang penting anak diam. Hingga berbagai cara dilakukan hingga yang negatifnya, di mulai memukul bangku sekeras-kerasnya memakai penghapus ataupun penggaris besar.  Hingga diiringi dengan teriakan keras ”diaaaam!” dan mata yang melotot menakutkan. Apalagi kalau keluar kata kasar dan tidak pantas.
Memang, banyak diakui men-duduk maniskan anak tak semudah kelihatannya. Perlu proses pengalaman dan keahlian tersendiri. Hingga tidak begitu banyak orang cakap dalam mengkondisikan anak. Hingga banyak pelatihan dan metode berlahiran. Bagaimana caranya anak tetap asyik mengikuti pelajaran dengan kondisi yang kondusif tanpa mengebiri jiwa aktif dan kreatif anak.
Dalam masalah ini, bukan masalah diam atau tidaknya atau masalah dituruti atau tidaknya oleh anak untuk diam. Masalahnya dampak sesudah kita mendiamkan anak. Sebagai  guru terkadang kita lupa dengan  kata kepanjangan kata guru digugu dan ditiru. selalu merasa sudah cukup,  ketika ucapan kita hanya sebatas di gugu atau dipatuhi saja. Kata ditiru sering ternomber dua-kan dan terlupakan.
 Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara mengemukakan Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. lebih kurang Maknanya: di depan memberi teladan, ditengah membimbing (memotivasi, memberi semangat, menciptakan situasi kondusif) dan dibelakang mendorong (dukungan moral).Yang menggunakan proses pendidikan dengan metode suri tauladan. Nabi Muhammad pun beliau mendidik para sahabatnya dengan Suri Tauladan yang baik Uswatun hasanah.. Semua kata, tindak laku adan takrirNya menjadi sebuah pelajaran yang menjadi petunjuk menuju kesuksesan.   
Suri tauladan inilah yang akan anak rekam, dengan tahap ini perkembangan jiwa anak yang pandai menjadi imitasi dari yang ia lihat,  dengar  menjadi modal sebagai daya rekam. Ia terus berupaya merekam dan meniru semua gaya dan cara gurunya melakukan sesuatu. Perintah Diam dengan teriak sambil memukul bangku yang tidak lupa mata kita yang melotot kepada anak. Itu akan menjadi sebuah rekaman yang dapat langsung kita nikmati sekarang juga, bahkan  tanpa edit dan langsung melekat dalam diri anak.
Ada beberapa Dampak dari yang anak tangkap dari kamera imitasinya yang terkadang kita lupakan. Rekaman Yang pertama, Ada rekaman anak itu menjadikan trauma (sunda:tenggar kalongeun) hingga ia merasa takut ketika si guru itu ada dihadapannya ketika hendak mengajar dirinya. Yang terbayang adalah ke sereuman wajah gurunya, hingga menggangu kesiapan proses belajarnya. Bahkan anak tidak mau untuk masuk sekolah karena tajut.  Kedua, Ada anak yang menjadi dendam, karena ia tidak mampu memabalas kepada gurunya hingga ia lampiaskan kepada teman-temanya. Dengan gaya yang ketika guru nya melakukan kepadanya, bahkan menjadi wujud  menjadi wujud keusilan kepada temannya. Ketiga, Ada juga yang menjadi sebuah referensi buat diri anak, sebuah cara efektif  baginya bagaimana  mendiamkan temannya jika kondisi kelas gaduh mengganggunya. Anak tidak segan untuk berteriak dan memukul bangku untuk mendiamkan teman-temanya.
Muka buruk cermin dibelah. Jangan sampai kita terus menyalahkan anak ketika hal itu ada pada diri kita. ternyata tidak hanya cerminnya ternyata wajahnya pula bermasalah, walau tidak senaif yang dimaksudkan, dengan tidak menafikan  faktor  lainnya. Yang jelas peserta didik yaitu anak menjadi cermin buat kita sebagai guru, dia akan menjadi sebuah bahan evaluasi buat kita untuk membenahi kecakapan kita dalam mengkondisikan kelas. Karena kondusifnya kelas merupakan salah satu dari berbagai modal buat masuknya ilmu ke anak.
Marilah kita belajar Menjadi cermin nyata buat anak didik kita. Sebagai alat untuk melihat diri ketika ank sedang mencari jati dirinya, sebagi Perapih atau penunjuk mana baik mana buruk. Cermin untuk di Gugu dan di tiRU.

Minggu, 29 Januari 2012

sumpah

kalau kita memperhatikan Al Quran banyak surat yang ayat2nya di dahului dengan huruf kosam (sumpah) seperti wal Asri:(Demi waktu), wa dhuha (demi Waktu dhuha), watiini (Demi buah tin) , walaili (Demi waktu malam) dll. dan ada juga surat yg ayat2nya menjelaskan tentang sumpah sperti surat Ali Imron ayt 77.
jadi kalau yg pertama, ayat yg di dahului dengan huruf sumpah sedangkan yg kedua ayat yg menjelaskan tentang sumpah.

pertanyaannya, apa itu sumpah? sehingga begitu pentingnya sumpah menjdi makanan sehari-hari yg tdk terlepas dari ucapan dan perbuatan seseorang, bahkan sampai mau jadi pemimpin sj harus disumpah dahulu.

Definisi Sumpah
Sumpah secara bahasa berasal dari kata يمن يمنا و يمينا yg berarti berkah, kekuatan, sumpah. sdangkan secara istilah sumpah yaitu ucapan yg dikeluarkan oleh seseorang, agar orang yg diajak bicara atau yg mendengarkan percaya dan yakin akan perkataannya.

Di dalam islam sumpah terbagi kedalam 3 bagian yaitu:
1. Al Yamin Al Ghamus (sumpah palsu) yaitu, seseorng bersumpah dengan dusta dengan menyadari akan kedustaannya. sumpah ini disebut juga dengan Al Yamin Fajirah (sumpah durhaka) karena menenggelamkan pelakunya kedalam dosa.
misalkan: seseorang yg bersumpah untuk menutupi kebohongan atau kejahatan yg ia lakukan seperti mencuri, korupsi, membunuh, zina. sedangkan ia benar2 melakukanya dan ia menjual sumpahnya itu agar ia terlepas dari hukum atau orang lain percaya.

Sumpah inilah yang diancam oleh Allah swt dalam surat Ali Imron ayt 77:

"Sesungguhnya orang2 yg memperjualbelikan janjinya Allah dan sumpah2 mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, dan tidak akn menyucikan mereka. Bagi mereka azab yg pedih."


2. Al Yamin Al Laghwu (sumpah sia-sia), yaitu sumpah yang diungkapkan oleh seseorang tetapi tidak sengaja untuk bersumpah atau bisa dibilang reflek berbicara.
misalkan seseorang melihat sesuatu dari kejauhan dia bilang begini, tetapi setelah dekat ternyata berbeda dengan apa yang dia lihat dari kejauhan atau ada kekeliruan. lantas orang tersebut mengatakan "Demi Allah, sesungguhnya tadi saya melihat dari jauh begini ternyata..."

pada sumpah ini tidak mengandung hukuman sebagaimana Allah swt berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 225:

"Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu..."


3. Al Yamin Al Mun'aqidah (sumpah terikat) yaitu sumpah yang terikat pada perkataan ataupun perbuataan, baik perkataan positf maupun negatif.
pada sumpah ini seseorang wajib memeliharanya, terutama bila dengan perbuatan positif. misalkan "Demi Allah, saya tidak akan lagi mencuri... atau tidak akn lagi merokok..

sedangkan jika ia bersumpah dengan berisi kejelekan, maka ia mesti merusaknya dan wajib membayar kifarat.
misalkan "Demi Allah, saya tidak akan mengampuni dan berdamai dgn dia... atau Demi Allah, saya tidak akan bersedekah kpd orang miskin.."

adapun kifarat yang harus ia bayar, bisa berupa:
1. memberi makan sepuluh orang miskin
2. memberi pakaian kepada mereka
3. memerdekakan seorang hamba
tetapi jika tidak mampu melakukanya, bisa diganti dengan shaum selama tiga hari.

sebagaimana firman Allah swt berfirman dlm surat Al Maidah ayat 89:
"Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak disengaja, tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah2 kamu yg disengaja, maka kafaratnya ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yg biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka pakaian, atau memerdekan seorang hamba sahaya. barang siapa tidak mampu melakukannya, maka berpuasalah tiga hari. itulah kafarat sumpah2mu apabila kamu bersumpah. dan jagalah sumpahmu. demikianlah Allah menerangkan hukum2Nya kepadamu agar kamu bersyukur (kepadaNya)